Dr. Muhammad Ardiansyah: Kajian Kitab Bidayatul Hidayah

Kitab Bidayatul Hidayah adalah hasil karya Imam Al-Ghazali yang kemudian di sampaian pada kajian kitab di Pondok Pesantren At-Taqwa oleh Ustadz Dr. Muhammad Ardiansyah. Berikut ini catatan singkat mengenai kajian kitab tersebut, untuk lebih memahami kandungan dan isi serta detailnya maka disarankan untuk membaca kitab aslinya maupun syarah terjemahan dan penjelasan pada channel youtube Pondok Pesantren At-Taqwa. Pada blog ini penulis hanya menyampaikan apa saja yang di dapat dari pada kajian tersebut, sehingga bila mana ada kesalahan kiranya dapat pembaca ingatkan melalui kolom komentar dibawah.

Bagian pertama

Kitab bidayatul hidayah ini membahas berbagai permasalahan umat, yang menjadi keunikannya adalah bahwa kitab ini bukan hanya tertuju pada satu ranahan misalnya hukum fiqih saja, namun juga melihat dari perspektif tasawuf. Kitab ini menyelaraskan antara beramal dan bertasawuf. Orang yang bertasyawuf dengan meninggalkan syariah adalah salah. Tasawuf yang benar adalah menaikkan kualitas maqom sampai pada ihsan yaitu seakan akan anda melihat Allah subhanahu wa ta’alla atau jika tidak mampu maka sedikit turun namun masih pada koridor yang sama yaitu muroqobah yaitu seakan akan anda selalu dilihat atau diawasi oleh Allah Subhanahu wa ta’alla. Capaian pada level ihsan bukan berarti meninggalkan level dibawahnya yaitu islam dan iman. Namun islam dan iman harus dipandang sebagai sarana ketundukan seorang mukhsinin terhadap Allah Subhanahu wa ta’alla dengan melaksanakan syariah yang sudah diajarkan Allah melalui Rasulnya.

Imam Al-Ghazali juga memberi peringatan bahwa sebelum menuntut ilmu maka harus membenarkan niat terlebih dahulu, bahwa niat yang paling tinggi yang seharusnya ditempatkan oleh seorang mukhsinin adalah ridho Allah Subhanahu wa ta’alla. Apabila masih ada niat yang selain itu misalnya bersifat keduniaan seperti kepopuleran yang banyak ditemukan di zaman ini, maka perlu kiranya melakukan pembersihan hati yaitu tazkiyatun nafs agar ilmu yang akan dipelajari sampai pada tujuan dengan baik dan menghasilkan manfaat terbaik yaitu kesuksesan dunia akhirat.

Bagian kedua

Imam Al-Ghazali memberi permisalan jika orang yang tidak mau belajar dan bodoh kemudian beramal, mereka akan rugi 1 kali di Akhirat. Namun orang yang berilmu tapi tidak beramal akan mendapat kerugian lebih besar yaitu 1000 kali lipat dari pada orang sebelumnya. Beliau kemudian menggolongkan 3 kelompok penuntut ilmu yaitu:

  1. Kelompok Al-Faizin, kelompok ini adalah kelompok orang-orang yang balajar ilmu untuk akhirat dan mencari ridho hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’alla.
  2. Kelompok Al-Muqotori, kelompok yang kedua ini adalah orang-orang yang belajar ilmu namun menginginkan agar ilmunya untuk dapat memenuhi keinginannya, misalnya jabatan, harta dan sebagainya. Orang-orang ini sebenarnya sadar bahwa tujuannya salah dan hina, sehingga perlu untuk terus berbenah diri dan meluruskan niatnya dalam belajar ilmu tentunya sebelum ajal menjemput.
  3. Kelompok Halikin, kelompok yang ketiga ini adalah orang-orang yang belajar ilmu namun menggunakan ilmunya untuk menghasilkan harta dunia, jabatan dan pengikut yang banyak tanpa melihat dan peduli jalur masuknya apakah melalui pintu yang halal atau yang haram. Dia melakukan kesombongan terhadap ilmunya bahkan tidak menyadari bahwa hal membangga-banggakan ilmu dan apa yang dia peroleh yang bersifat keduniaan tersebut adalah salah. Sehingga orang-orang ini termasuk dalam kelompok yang tertipu oleh hawa nafsunya. Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhawatirkan dan takut akan sesuatu lebih dari pada Dajjal kelak, yaitu seorang ulama yang jahat dimana sikapnya yang menjerumuskan umat. Lisannya baik namun gaya hidup, sikap dan perbuatannya seperti kelompok ketiga ini.

Bagian ketiga

Membahas tentang toharoh atau bersuci

Bagian keempat

Membahas tentang mandi wajib

Bagian kelima

Membahas tentang adab bangun tidur

Bagian keenam

Membahas tentang

Bagian ketujuh

Membahas tentang tayamum

Bagian kedelapan

Membahas tentang adab masuk masjid

 

Sumber: youtube.com/pondok-pesantren-at-taqwa-depok/