Selasa (05/09/2023), aku berkesempatan mengikuti pelatihan tematik ACBF (Amil Capacity Building Festival) ke-3 dari Sekolah Amil Indonesia. Pelatihan kedua di hari kedua kali ini membahas topik program pemberdayaan yang dibersamai oleh narasumber bapak Nana Sudiana. Beberapa catatan penting pada pelatihan kali ini akan aku bahas dibawah ini. Langsung saja yuk lanjut membacanya ya!
1. Urgensi pemberdayaan ZIS
Pemberdayaan ZIS memiliki 3 jenis urgensi menurut jangka pelaksanaannya, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Urgensi jangka pendek seperti meliputi penghimpunan ZIS pada setiap momen strategis tertentu dan juga untuk memenuhi kebutuhan mustahik yang terus dibutuhkan. Sedangkan urgensi jangka menengah meliputi sustainability program yang mana mustahik sasaran harus mampu berkembang dan berdaya serta untuk penguatan kapasitas lembaga. Lalu yang terakhir dan menjadi kunci penting yaitu urgensi ZIS jangka panjang meliputi sustainability lembaga dan mendorong kemajuan umat.
Tujuan penting dari pemberdayaan ZIS yaitu perbaikan. Perbaikan yang dimaksud adalah perbaikan kepada setiap individu, lalu perbaikan komunitas masyarakat tertentu dan selanjutnya adalah perbaikan di skala lingkungan hidup masyarakat. Ketiga hal ini tentunya harus menjadi tujuan dari setiap program yang dibuat oleh lembaga, dalam prosesnya dapat secara bertahap dari individu, komunitas kemudian baru kepada lingkungan hidup.
Selain itu program pemberdayaan juga bertujuan untuk:
- Perbaikan kelembagaaan (better institution)
- Perbaikan usaha (better business)
- Perbaikan pendapatan (better income)
- Perbaikan lingkungan (better environment)
- Perbaikan kehidupan (better living)
- Perbaikan masyarakat (better community)
2. Model pemberdayaan ZIS
Terdapat tiga buah tahapan dalam membuat model pemberdayaan ZIS, dimulai dengan yang paling tradisional seperti memilih kepentingan terbaik dan juga memilih pilihan yang tidak mengganggu pihak lain. Selanjutnya adalah direct action yaitu melibatkan dominasi dari suatu pihak yang dihormati seperti dukuh atau pejabat desa serta bisa juga pihak yang sangat berpengaruh seperti tetua adat setempat. Selanjutnya adalah transformatif yaitu ada pendidikan yang diterima seperti misalnya pengajian bapak-bapak atau ibu-ibu atau TPA bagi anak-anak, selain itu juga yang tidak kalah penting adalah mampu melakukan identifikasi pada program-program yang sudah ada dan bagaimana dampak atau impact-nya.
Agar dapat menjalankan model pemberdayaan secara baik maka perlu diperhatikan tahapan-tahapan dalam pemberdayaan masyarakat:
- Tahap persiapan yaitu penyiapan petugas dan lapangan
- Tahapan pengkajian (assessment) yaitu pengkajian secara individual dan dalam kelompok masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki.
- Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan yaitu penyiapan petugas sebagai agen perubahan secara partisipatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
- Tahap pemformalisasi rencana aksi yaitu merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada
- Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan yaitu pelaksanaan program pemberdayaan sesuai rencana dan tahapan.
- Tahap evaluasi yaitu proses evaluasi program yang sedang berjalan dilakukan dengan melibatkan warga atau komunitas.
- Tahap terminasi yaitu pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran.
3. Tantangan program pemberdayaan
Setiap program yang akan dilaksanakan tentunya akan bertemu pada titik permasalahan yang akan dianggap sebagai tantangan pelaksanaan. Beberapa contohnya adalah:
- Keterbatasan anggaran sosialisasi dan operasional seperti seperdelapan dana zakat.
- Semakin banyak OPZ termasuk korporat besar yang juga mendirikan lembaga zakat.
- SDM terbatas untuk meng-cover semua program pemberdayaan yang dijalankan.
- Hampir semua program pemberdayaan seragam sejenis dan sasarannya.
- Laporan aktivitas atau program pemberdayaan diminta selesai cepat, akurat dan sesuai permintaan muzaki (Mitra).
- Waktu pengelolaan dimana program pemberdayaan dibatasi aturan fikih dan regulasi secara ketat.
4. Strategi pengelolaan program pemberdayaan:
Terdapat tiga strategi dalam mengatasi tantangan diatas yaitu melalui program berbasis market, diferensiasi program, dan juga membangun intimacy. Program berbasis market tersebut yaitu merancang program berbasis donor atau mitra yang bersumber dari survei, komunikasi dengan donatur atau mitra dan kunjungan lapangan. Kemudian selanjutnya adalah diferensiasi program, yaitu program yang mungkin sama namun harus ada pembeda pada segi konten dan konteks yang mana bersumber dari survei, kajian program dan studi komparatif (ATM). Terakhir yaitu membangun intimacy, yaitu membuat program yang menawarkan value dan mengarah pada ikatan kesamaan (kedekatan) termasuk kesamaan visi dan misi organisasi. Hal ini dapat bersumber dari dialog, kunjungan dan komunikasi mendalam.
5. Merancang inovasi program pemberdayaan (masterpiece)
Cara sistematis agar lembaga dapat menjalankan program masterpiece yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Empat cara ini dilakukan secara bertahap dan berulang. Dalam merancang inovasi program pemberdayaan akan terdapat siklus hidup program (program life cycle) dimana akan ada beberapa tahapan hidup yaitu:
- Pembentukan program yaitu perencanaan sebuah ide lalu mulai dibuat dan diciptakan dalam bentuk nyata.
- Perkenalkan program yaitu mengenalkan produk kepada donatur dengan cara melakukan pemasaran sesuai dengan target.
- Pertumbuhan program yaitu terjadinya peningkatan funding yang umumnya pada tahap ini terdapat kompetitor juga yang mulai memasuki pasar.
- Pematangan program yaitu program berhasil sukses diterima oleh pasaran, akan bertahan dalam fase ini. Namun manajer harus selalu melakukan inovasi untuk memertahankan dan eksistensi program.
- Penurunan program yaitu terjadi penurunan angka penjualan yang dapat disebabkan oleh produk yang kalah bersaing dengan kompetitor.
Langkah pembaruan program pemberdayaan yaitu pertama ciptakan program baru, kedua tingkatkan pengembangan program, ketiga kurangi dengan penyesuaian program dan keempat adalah hilangkan atau tiadakan program yang tidak bekerja maksimal dan sudah tidak relevan.
6. Bonus kunci sukses program pemberdayaan:
Dimulai dengan TEPAT SASARAN yaitu pastikan mustahik prioritas yang telah di assessment contohnya kebiasaan manusia yang hidup di gunung kemudian direlokasi ke dekat pantai sehingga masyarakat tidak tepat. Kemudian CEPAT yaitu pendistribusian ZIS terutama zakat fitrah harus sesuai batas waktunya. Terakhir adalah AKURAT yaitu pastikan pelaksanaan program pemberdayaan sesuai perencanaan, pelaksanaan aman dan mudah serta laporan disampaikan tempat waktu.